Liberica Coffee

Price range: Rp242.400 through Rp434.080

Spesifikasi

  • Kategori: Spesifikasi Kopi Liberika
  • Nama Ilmiah: Coffea liberica var. liberica
  • Asal: Afrika Barat (Liberia)
  • Ketinggian Tanam: Dataran rendah hingga menengah (0 – 1000 mdpl), paling cocok untuk dataran rendah.
  • Ketahanan Penyakit: Lebih baik dari Arabika, namun kurang tahan dibanding Robusta terhadap penyakit karat daun (Hemileia vastatrix).
  • Struktur Pohon: Sangat tinggi, bisa mencapai 9 hingga 17 meter.
  • Daun: Cenderung tebal, lebar, dengan ujung runcing, berbentuk oval (lebar hingga 30 cm).
  • Buah (Ceri): Lebih besar dan kulit lebih tebal dibandingkan Arabika dan Robusta. Bentuk oval.
  • Produksi: Sedang (sekitar 4-5 kuintal/ha/tahun). Berbuah sepanjang tahun, meskipun ukuran buah tidak seragam.
  • Keunikan Lingkungan: Tahan terhadap kondisi ekstrem dan dapat tumbuh subur di lahan gambut.

Karakteristik

  • Kategori: Spesifikasi Kopi Liberika
  • Ukuran Biji: Terbesar di antara jenis kopi budidaya. Bisa mencapai panjang 24 mm, lebar 12 mm.
  • Bentuk Biji: Asimetris, tidak beraturan, dan cenderung besar serta memanjang.
  • Warna Biji Kering: Cokelat hingga sangat gelap/hampir hitam.
  • Kandungan Kafein: Sangat rendah, sekitar 1,23 gr/100 gr biji (terendah dibandingkan Arabika dan Robusta).
  • Rendemen (Yield): Rendah, sekitar ±12%.
  • Kandungan Lemak: Cukup tinggi (sekitar 12%). Berkontribusi pada mouthfeel yang kental dan sensasi creamy.

Profil Rasa dan Aroma

  • Kategori: Deskripsi Rasa Kopi Liberika
  • Aroma: Khas, kuat, dan unik. Sering dideskripsikan memiliki bau mirip buah nangka matang.
  • Rasa Utama: Rasa yang kompleks, seringkali fruity (buah-buahan), floral (bunga), herbal, dan terutama woody (kayu) serta smoky (asap).
  • Body: Penuh (Full) dan berat, didukung oleh kandungan lemak yang tinggi.
  • Keasaman (Acidity): Rendah, menghasilkan rasa yang lebih seimbang.
  • Aftertaste: Panjang dan kompleks, terkadang dengan sentuhan earthy (tanah).

Sejarah Kopi Liberika di Indonesia Masuknya kopi Liberika ke Indonesia erat kaitannya dengan wabah penyakit yang menyerang perkebunan kopi pada masa kolonial Belanda. Berikut adalah sejarah singkatnya:

  1. Latar Belakang Bencana (Abad ke-19) Pada abad ke-19, sebagian besar perkebunan kopi di dataran rendah Indonesia didominasi oleh kopi Arabika (Coffea arabica). Namun, sekitar tahun 1878, perkebunan ini terserang penyakit karat daun (Hemileia vastatrix) yang sangat merusak, memusnahkan hampir seluruh tanaman Arabika. Hal ini memaksa Pemerintah Kolonial Belanda untuk mencari varietas kopi alternatif yang lebih tahan terhadap penyakit tersebut.
  2. Pengenalan Liberika (Abad ke-19) Untuk mengatasi kegagalan Arabika, Belanda membawa kopi Liberika ke Indonesia.
  • Tujuan: Menggantikan Arabika yang telah hancur oleh karat daun.
  • Harapan: Liberika memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap karat daun dibandingkan Arabika. Selain itu, Liberika memiliki pohon yang besar, kuat, dan dapat tumbuh subur di dataran rendah.
  1. Kegagalan Kedua (Awal Abad ke-20) Awalnya Liberika disukai karena kekuatannya dan kemampuannya menggantikan Arabika. Namun, dominasi ini tidak berlangsung lama. Sekitar tahun 1907, tanaman Liberika di dataran rendah juga mulai terserang karat daun, meskipun lebih tahan daripada Arabika. Pemerintah Belanda menyadari bahwa Liberika bukanlah solusi jangka panjang, dan hampir semua kopi di dataran rendah kembali musnah.
  2. Penggantian dengan Robusta Setelah kegagalan Liberika, Pemerintah Belanda memperkenalkan varietas kopi lain, yaitu Robusta, sekitar awal tahun 1900-an. Robusta terbukti jauh lebih tahan terhadap karat daun, terutama di dataran rendah, dan memiliki hasil panen yang lebih tinggi. Sejak saat itu, Robusta menjadi varietas kopi dominan di Indonesia, sementara Liberika hanya ditanam di area yang terbatas.

Status Liberika Saat Ini Meskipun produksi global Liberika tidak signifikan, kopi ini masih ditanam dalam skala terbatas di wilayah tertentu di Indonesia, khususnya:

  • Jambi (Tanjung Jabung): Dikenal sebagai produsen Liberika yang signifikan.
  • Bengkulu.
  • Kepulauan Meranti, Riau: Terkenal karena kemampuan Liberika tumbuh di lahan gambut dengan cita rasa unik seperti nangka.

Saat ini, kopi Liberika dihargai karena rasa eksotisnya dan kemampuannya untuk tumbuh di tanah yang menantang seperti gambut, menjadikannya komoditas lokal yang unik.

 

    Produk Terkait

    Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia there live the blind texts.